Hukrim

Sumatra Barat Padang, Proyek Siluman Dikorong Lambeh Nagari Malat 3 Koto Kec. Sungai Garingging Kab Padang Pariaman Diduga Merugikan Negara Ratusan Juta Rupiah

27 Nov, 2024

5 View

Sumbar,suaraadhiyaksa (27/11/2024)    Setelah mendapat informasi dari masyarakat bahwa ada pekerjaan rabat beton di korong lambeh yang dikerjakan oleh kelompok tani dan kontraktor pelaksana; CV Sultan Indo Persada Konsultan Pengawas CV Rizgia Engincering Consultan kegiatan penataan prasarana pertanian pekerjaan perencanaan Jut Provinsi Sumatra Barat 1 Lokasi 88 dan perencanaan Jut Provinsi Sumatra Barat 1 Lokasi 89 Provinsi Sumatra Barat nilai kontrak 493,704,690 include ppn11 persen nomor kontak:903/4895/ dppa SKPD/2024 tgl kontak 21 Oktober 2024, selesai kontak 9 Desember 2024,50 hari kerja, awak media suaraadhiyaksa.com mendatangi lokasi kelapangan dan tidak ketemu sama kontraktor pelaksana proyek atau consultan pelaksanaan dan melihat kondisi jalan yang di rabat 2 meter kondisi fel jalan berlumpur karena dalam hujan tetap melakukan kegiatan rabat beton dan awak media bertanya, Berapa campur adukan semen, pasir, kerikil gelena pekerjaan menjawab satu sak semen 10 pasir 12 kerikil gelena dengan gerobak Sorong karena tidak dapat ketemu sama kontraktor atau consultan pengawas yang bisa menjelaskan.

Tidak puas atas keterangan buruh kerja dan rmencari tokoh masyarakat di jorong lambeh dan mamintai keterangan soal pekerjaan jalan rabat beton yang sedang dilaksanakan, tokoh masyarakat menjelaskan kami tidak tau awalnya bahwa ada proyek akan masuk tapi tokoh masyarakat kaget dengan kedatangan alat excavator mini langsung kejalan Tampa ada impormasi dari manapun dan jorong menjelaskan kemaren kami mendatangin proyek dan mintak impormasi tentang pekerjaan tetapi tidak dapat kejelasan dari kontraktor.

Dan saat diminta nomor kontak pun tidak dikasih dan jalan bukan jalan kelompok tani, itu jalan penghubung dari korong lambeh ke ladang Rimbo dan kami membukak jalan pakai dana nagari supaya lancar perhubungan, tetapi sekarang di rabat oleh kelompok tani yang tidak mengerti perencanaan pembangunan, tokoh masyarakat bingung cara kerja kelompok tani hanya melakukan rabat 2meter sementara jalan kami bukak 6 meter, kata tokoh masyarakat, dan tokoh masyarakat memintak rabat beton di jadikan 3 supaya bermanfaat untuk orang banyak tetapi kelompok tani dan kontraktor tetap melanjutkan kegiatan rabat beton dan bahan dipakai semen, pasir dan kerikil galena.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Source;

faisal@suaraadhiyaksa.com