PadangPariaman;suaraadhiyaksa.com -22/7/24 Pekerjaan yang selama ini merupakan harapan masyakah banyak dengan bisanya dimanfaatkan jaringan irigasi bendungan Ladang laweh, tapi dikerja dengan serampangan yang hasilnya jadi sia-sia, karena pada kegiatan proyek rehabilitasi normalisasi bendungan di lokasi ladang Laweh, Padang Pariaman ini, Pekerjaan yang pernah dahulunya dikerjakan dengan anggaran miliaran rupiah ini hancur berantakan oleh banjir bandang, kami dari media suaraadhiyaksa beberapa kali memberitakan tentang proyek ini sebelumnya, bagaimana kontraktor pelaksana ketika itu melakukan pekerjaan dengan memakai material setempat dan konsultan pengawas mengamini hal tersebut, dan juga konsultan perencana ketika perencanaan pekerjaan ini tidak memperkirakan debit air di tempat pekerjaan ketika hujan datang sehingga apa yang dikerjakan tidak ada bekas lagi dan jelas anggaran negara yang berjumlah miliaran rupiah yang dipakai untuk itu jadi sia-sia terbuang percuma.
Dan ditahun ini kembali pemerintah Provinsi Sumatera Barat memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kegiatannya proyek rehabilitasi bendungan ini dilakukan oleh dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumatera Barat. kegiatan yang dibawahi kepala bidang dengan sapaan panggilan Pak Rey ini dilakukan di daerah Ladang Laweh kabupaten Padang Pariaman.
Hampir setahun pekerjaan ini tertunda karena dari kontraktor pertama yang mengerjakan pekerjaan ini sekarang dikerjakan kembali oleh kontraktor yang baru dengan perusahaan yang berbeda, “Pekerjaan Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder Pada Daerah Irigasi Yang Luasnya 1.000 HA – 3.000 HA dan Daerah Irigasi Lintas Daerah Kabupaten Kota.”
Masyarakat yang tinggal didaerah sepanjang yang di aliri oleh irigasi ladang laweh ini sangat berharap sekali, pekerjaan ini selesai dengan cepat, dan bisa di manfaatkan selama ini pekerjaan pengairan ini belum selesai maka banyak masyarakat yang terganggu perekonomiannya karena areal persawahan dan kolam mereka tidak bisa menghasilkan.
Tetapi entah terlalu lama berharap sehingga harapan itu pun sepertinya akan sirna kembali, karena terindikasi Kinerja Kontraktor pelaksana lebih buruk dari sebelumnya,
Pada awalnya tahun 2024 ini pemerintah Sumatera barat melalui Dinas PU PSDA kembali melakukan pelelangan atau tender pekerjaan sehingga terkontraklah sebuah perusahaan pada bulan .April tanggal 24 2024 yaitu CV. TAMAN KARYA MANGGALA sebagai penyedia jasa dan PT. PUTRA CIPTA MANDIRI CONSULTANT sebagai konsultan supervisi.
Sabtu tanggal 20 Juli 2024 team dari media suaraadhiyaksa.com menyambangi lokasi di ladang laweh di kabupaten Padang Pariaman ini. Sampai di lokasi sekitar jam 15.45 wib kami melihat pekerjaan yang sedang dilakukan oleh pekerja yang berkelompok kelompok ada kelompok yang tugasnya memasang batu rajut/Beronjong ada juga yang sedang lagi memasang fondasi di bantaran sungai Batang Ulakan ini, dan ada juga membantu operator alat berat mengambil batu yang sudah dikeruk oleh alat berat, kejanggalan terdapat di dalam pemakaian APD seluruh pekerja yang melakukan pekerjaan wajib memakai APD lengkap Karena ini termasuk dalam kegiatan berisiko tinggi, Anggaran pekerjaan pemasangan batu-batu rajut, material batu diambil sebahagian dari batu yang ada di aliran sungai Batang Ulakan ini, ada juga material batu digunakan dari kerukan tumpukan tanah dari bekas sisa pekerjaan yang lama di tahun 2023. kami awak media sangat terkejut menyaksikan cara melakukan pekerjaan ini, anggaran yang pagu dana n bekisar Rp 2.464.169.000 ini cukup besar tapi malah materialnya diambil dari dalam sungai ditambah dengan batu bekas pekerjaan yang lama serta keamanan pekerjaan yang terabaikan oleh pelaksana dan di biarkan oleh konsultan supervisi proyek ini.
Sebelum dikerjakan 2023
Kami penasaran apakah material pasirnya juga memakai material yang ada di aliran sungai ini?, kami team segera berpencar kalau ada tumpukan pasir jenis berbeda dari yang ada dalam aliran sungai, berarti materialnya pasirnya di datangkan dari luar. tetapi sesudah kami cari di sekitar lokasi pekerjaan tidak ada tumpukan pasir yang kami lihat, kalau batu sudah jelas kami melihat langsung dari mana sumbernya, kami mencoba mencari informasi di lapangan. kami menanyakan kepada pekerja yang sedang bekerja tapi semuanya menjawab kami hanya bekerja tanya saja pada mandor yang duduk di sana. kami bergegas ke tempat yang ditujukan seperti langgar ada 2 orang kami lihat yang duduk di sana. Kami datangi kemudian memperkenalkan diri bahwasanya kami dari media. Belakangan kami ke tahui yang satu mandor dan yang satu lagi konsultan pengawas sesuai keterangan mereka. kami menanyakan apa tidak ada dari Dinas PU PSDA untuk mengawasi perkerjaan ini secara berkala, mandor menjawab tidak ada dan malahan jawaban yang bikin kami kaget “ mandor : kalau ambil foto sama video yang bagus-bagus saja dan kalau membikin berita yang baik-baik. Kesannya seperti sedikit pengancaman kepada wartawan, kami pun menjawab hanya senyum, dam kami mencoba berbalik bertanya kepada konsultan pengawas yang mengakunya, dia cuma menjawab ketawa.
Sungguh apakah ini pekerjaan ini akan kembali seperti tahun kemarin kita tahu. Pekerjaan yang anggaran lumayan besar malah disepelekan kembali seperti ilmu ekonomi “ modal sekecil kecilnya untung sebesar besarnya “ karena kalau cuma modal alat berat excavator, semen dan alat lain untuk menggali batu dalam sungai dan tidak menerapkan Mengamen K3 sesuai Kontrak Pekerjaan yang di tandatangani oleh pimpinan masing-masing perusahaan pelaksana dan konsultan pengawas dengan pemilik kegiatan ini, sungguh dan kebetulan kami niat ke lokasi dan dapat melihat langsung cara kerja kontraktor dan pengawas dalam melakukan pekerjaan serta kinerja Dinas PU PSDA Provinsi Sumatera Barat.
Kami mencoba menghubungi kabid PSDA yang akrab di panggil Pak REY melalui pesan singkat WhatsApp tetapi sampai berita ini diturunkan tidak ada jawaban dari Pak RE selaku kabid. Apakah ini akan terjadi lagi karena pekerjaan yang lama juga di bawahi oleh Pak REY, apakah kecurangannya sama akan terjadi lagi, walau kontraktor berbeda kontraktor akan mendapat hasil yang sama.
Kita berharap dengan keluarnya kas APBD Sumatera Barat segala pekerjaan selesai apa lagi khususnya masyarakat ladang laweh karena mata pencaharian rata-rata petani dan peternak ikan. semoga pemerintah khususnya badan pengawas BPKP lebih ketat pengawasannya karena kebanyakan kontraktor hanya mencari keuntungan. kita juga berharap kepada inspektorat lebih bisa mengawasi kontraktor yang akan bertindak nakal dan bisa segera ditindak, kami sudah memberitahukan jangan Anda pemangku kewenangan bilang Anda tidak tahu...bersambung..[ team ]
3375 view
595 view
147 view
104 view
99 view
93 view
92 view
85 view
84 view
74 view